Friday, May 6, 2016

TUHAN bertemu umat dan umat Bertemu TUHAN

Unsur Ibadah Yang Mencerminkan Pertemuan Agung
Dalam ibadah Kristen, entah pada hari Minggu maupun ibadah rumah tangga, persekutuan doa, ibadah syukuran. Semua ibadah ini harus dipahami sebagai perjumpaan ter-agung. Saya sengaja memakai pertemuan ter-agung untuk menegaskan peristiwa kehadiran Tuhan dalam ibadah yaitu bertemu umat-Nya melalui firman dan Doa Berkat, dalam ibadah juga orang Kristen menyatakan perjumpaan dengan TUHAN. Oleh karena yakin bahwa dalam ibadah adalah perjumpaan dengan TUHAN maka dalam ibadah Kristen, orang Kristen mengaku dosanya karena sadar bahwa ia berdosa sementara TUHAN itu kudus, oleh karena bertemu Tuhan dalam ibadah maka anggota jemaat memuji TUHAN, oleh karena bertemu Tuhan dalam Ibadah maka dalam Ibadah jemaat memberi persembahan sebagai pernyataan sykur atau rasa syukur kepada TUHAN. Oleh karena bertemu TUHAN maka vokal group harus mempersembahkan yang terbaik kepada TUHAN, demikian juga paduan suara, pemain musik dan lain-lain.. Jadi, dalam ibadah ada unsur atas dan bawah. Unsur atas yaitu TUHAN dan unsur bawah yaitu respon orang Kristen dalam beribadah. Untuk maksud inilah maka dibuat sebuah sistem atau tata ibadah yang mengatur tertibnya pertemuan itu. TUHAN memang tidak terikat dengan liturgi tetapi demi tertibnya umat yang bersekut maka harus ada sebuah sistem atau tata ibadah atau Liturgi. Dalam konteks pemahaman di atas maka berbagai aliran gereja dengan Model ibadah gereja melakukan ibadah kepada TUHAN. Dalam Gereja Protestan arus utama seperti Lutheran dan Calvinis kita kenal ada berbagai model tata ibadah. Namun disini hanya dikemukakan tiga model tata ibadah yaitu moel ibadah Calvinis, Pentaskosta dan Oikumene. Tata ibadah Calvinis unsur-unsurnya seperti yang dikemukakan oleh J.L.Ch. Abineno. Unsur-unsur liturgi Calvinis yang dimaksud yaitu:

1. Votum 2. Salam 3. Introitus/Nats Pembimbing 4. Pengakuan dosa 5. Pemberitaan Anugerah 6. Hukum 7. Gloria Kecil (nyanyian: Hormat bagi Allah Bapa …) 8. Kyrie Eleison 9. Nyanyian pujian 10. Doa 11. Pembacaan Alkitab 12. Homilia/Khotbah 13. Mazmur dan Haleluyah 14. Pengakuan Iman 15. Doa Syafaat 16. Pemberian Jemaat 17. Nyanyian dan Paduan suara/grup vokal, solo,duet, trio 18. Berkat

2.5.2 Model Ibadah Pentakosta.

 Kata Pembukaan/kata pengantar beribadah : oleh Worship Leader/WL
 Doa Pembukaan : Oleh WL
Pengakuan dosa
Doa memberkati jemaat
Doa untuk Pengkhotbah dll sambil diringi musik (piano)
 Pujian Penyembahan : Oleh WL
 Dinyanyikan dalam posisi duduk
 Dinyanyikan dalam posisi berdiri sambil bertepuk tangan
 Dilanjutkan dengan berbahasa Roh
 Bertepuk tangan dan bermazmur
 Bersalaman satu dengan lainnya
 Menyanyi dengan bersukaria sambil melompat-lompat
 Menyanyikan sebuah pujian yang diulangi beberapa kali untuk menyambut pembacaan Alkitab dan penguraiannya/homilia (jemaat duduk)
 Menyanyi bersama : (Jemaat berdiri)
 Menyanyi nyanyian Baru : Oleh WL, anggota Jemaat dan pendeta
 Doa Pembacaan Alkitab : Oleh Pengkhotbah
 Bacaan Alkitab : Oleh Pengkhotbah
 Renungan : Pengkhotbah
 Doa ucapan syukur atas Firman Tuhan : Oleh Pengkhotbah
 Pengumuman : Oleh Petugas
 Doa Persembahan : Oleh WL
 Persembahan Jemaat : Oleh Petugas
 Doa Syafaat : Jemaat berdiri, doa dipimpin oleh petugas
 Doa Berkat : Oleh Pendeta/Pengkhotbah

Model ibadah oikumenis.

Model oikumenis adalah sebuah Tata Ibadah yang dapat disusun sedemikian rupa sehingga dapat diiukuti oleh anggota gereja Protestan dan Gereja-gereja Pentakosta dan denominasi lainnya.

Votum dan Salam
Doa Pembukaan
Puji-pujian
Kesaksian
Persembahan
Khotbah
Doa Syafaat
Doa Penutup

Setiap unsur diseling dengan puji-pujian yang bersifat interdominasi

Melihat unsur-unsur di atas, kita dapat mencocokkan definis ibadah Kristen yaitu pertemuan TUHAN dengan umat-Nya yang terjadi melalui Bacaan Firman TUHAN dan uraiannya/homilia/khotbah. Maka khotbah harus betul-betul menyampaikan firman TUHAN bukan ide pengkhotbah karena Jemaat datang ke ibadah untuk mendengar TUHAN yang berbicara kepadanya. Selain itu pada akhir ibadah ada doa Berkat. Penumpangan tangan hanya simbol bagaimana Allah memberi berkat melalui penumpangan tangan. Sedehananya demikian, karena umat-Nya datang dalam ibadah secara bersama untuk bertemu dengan TUHAN maka Tuhan yang dijumpai itu berbicara kepada jemaat melalui firman-Nya yang diuraikan atau dijelaskan. Dan pada akhir ibadah Tuhan yang dijumpai dalam ibadah itu memberi berkat melalui penumpangan tangan. Sedangkan Umat-Nya bertemu TUHAN dinyatakan melalui: Pengakuan dosa, memuji TUHAN, memuji TUHAN melalui vokal group dan paduan suara, berdoa syafaat, memberi persembahan. Semuanya menunjukkan indikator dari umat-Nya bertemu TUHAN dalam ibadah. Ibadah Kristen juga menunjukkan pertemuan terbesar di Sorga. Semoga uraian ini memberi semangat kepada kita dalam beribadah pada hari Minggu maupun hari-hari ibadah selain hari Minggu.

Salam Liturgis
Dr. Yonas Muanley, M.Th.
Previous Post
Next Post

About Author

0 comments: