Sunday, May 29, 2016

Musik dalam Pertemuan Teragung


BAB 6 Musik dalam liturgy Gereja 1 Arti Gereja Penentuan arti musik Gereja didahului dengan pemaparan sederhana tentang pengertian Gereja. Gereja adalah orang yang dipanggil keluar. Yang pertama dipanggil adalah 12 murid-murid Yesus Kristus. Setelah pencurahan Roh Kudus, murid-murid menjadi rasul (artinya yang diutus) memberitakan Injil kepada orang berdosa. Sejak itulah gereja lahir. Jadi gereja lahir karena pemberitaan Injil. Ini berarti Gereja yang memperhatikan dan melaksanakan pemberitaan Injil Yesus Kristus akan menyebabkan Gereja lahir atau terus berkembang. Pemahaman yang lebih sederhana tentang Gereja didefinisikan sebagai berikut: Gereja adalah orang yang bertobat dari dosa dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya dan yang berada dalam persekutuan bersama dengan orang beriman. Gereja sebagaimana yang kita bahas ini terpanggil untuk bersaksi kepada dunia. Dan dalam rangka kesaksian inilah Gereja menggunakan musik. 2. Pengertian Musik Gereja Dalam teori musik Gereja terdapat beragam definisi tentang musik Gereja. Penulis menghargai temuan kajian tersebut, namun penulis ingin berespon terhadap pikiran yang Tuhan beri kepadaku. Untuk itu definisi musik Gereja akan dirumuskan setelah membahas pengertian musik secara umum.  Pengerian Umum tentang musik Berdasarkan beberapa sumber yang diteliti (riset pustaka) penulis mengemukakan lima pengertian umum tentang musik, yaitu: 1. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi atau mengahasilkan suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. 2. Musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). 3. Musik adalah bunyi-bunyian yang menghasilkan nada yang teratur. 4. Musik adalah komposisi yang ditulis dalam bentuk not atau lagu. 5. Musik adalah suara atau serentetan suara-suara yang menyenangkan Jadi musik terdiri dari: Musik suara/vokal dan Musik Instrumental: Piano, biola, Organ, Gitar dll, yang dapat dimainkan untuk mendatangkan atau menghasilkan bunyi/suara yang teratur atau harmonis (Muanley, 2004:2)  Beberapa contoh penggunaan kata musik dan pengertiannya sebelum merumuskan pengertian tentang Musik Gereja. Contoh yang kami maksudkan dipaparkan sebagai berikut: 1. Musik Hidup, yaitu musik dengan instrumen yang dimainkan (bukan rekaman). 2. Musik Ilustrasi, yaitu musik yang dipergunakan sebagai pengiring di film, drama, iklan dsb. 3. Musik Kaset, yaitu musik yang direkam di kaset 4. Musik Keras, yaitu musik popular dengan tekanan irama berat. Biasanya dimainkan pada instrumen elektronik dengan pengeras suara. 5. Musik Pop, yaiu musik dengan irama yang dikenal dan disukai orang banyak atau disukai umum (Muanley, 2004:2)  Pengertian Musik Gereja Berdasarkan definisi dan contoh penggunaan musik yang telah dibahas di atas maka dapat dirumuskan bahwa: Musik Gereja adalah bunyi-bunyian (suara manusia dan suara instrumen/alat ) yang teratur atau harmonis untuk memuliakan TUHAN.(Muanley, 2004:1-2)  Nilai Musik Gereja Nilai musik Gereja yang dimaksudkan disini bukan pada harga musik tetapi lebih kepada fungsi atau kegunaan musik Gereja. Nilai musik Gereja ditentukan oleh esensinya pada relasi yang harmonis dengan TUHAN. Maka dalam kaitan itu kita segera merumuskan beberapa nilai Musik Gereja. 1. Musik Gereja harus bernilai estetika –teologis, yaitu mempengaruhi aspek estetika manusia dalam hubungan dengan Tuhan dan sesamanya. 2. Musik Gereja harus memiliki nilai paedagogis-teologis yang bertahan zaman, kontekstual/fungsional 3. Musik Gereja harus memiliki nilai misiologis-teologis, yaitu membawa pesan kepada pendengar sehingga pendengar menyadari kebutuhan esensialnya (seperti kebutuhan pertobatan, kebutuhan pelaksanaan misi Kristus, kebutuhan memuji Tuhan dst.) 4. Musik Gereja harus memiliki nilai dinamika pengusiran kuasa setan yang membelenggu manusia 5. Musik Gereja harus memiliki nilai penghiburan zion (penghiburan ilahi) di hati manusia (Muanley, 2004:3) Berdasarkan pembahasan yang cukup panjang tentang musik Gereja di atas maka Musik Gereja atau Musik Liturgi Gereja adalah musik yang dipakai baik dalam pengertian vokal dan instrumen dalam persekutuan Gereja demi pelayanan dan kesaksian Gereja. Musik Gereja dapat digolongkan atas musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik yang terbentuk dari suara manusia sedangkan musik instrumen adalah musik yang terbentuk dari bunyi/suara instrumen, seperti suling, gitar, piano. Jadi musik Gereja dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) musik berupa vokal seperti : Nyanyian jemaat, pujian penyembahan, nyanyian baru (unsur yang ditemui dalam ibadah Gereja Bethel Indonesia atau Gereja-gereja yang seasas) vokal Group, Paduan Suara, Solo, Trio dan lai-lain. Musik Gereja berupa Instrumen seperti: Gitar, Piano, Suling dll. 3. Citra dan fungsi musik Gereja Penggunaan Musik Gereja mempunyai citra dan fungsi yang berbeda dengan citra dan fungsi musik pada umumnya maupun pada agama lain. Selanjutnya citra dan fungsi Musik Gereja dalam bahasan ini kita bagi dalam dua musik Gereja: 1) Nyanyian Jemaat/musik jemaat. 2) Paduan Suara/musik Paduan Suara. 3) Kelompok Vokal/Vokal Group. 4) Solo, Trio dan Kuartet.  Fungsi Nyanyian Jemaat: 1. Nyanyian Gerejawi adalah jawaban ucapan syukur atau puji-pujian jemaat atas karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus (J.L.Ch. Abineno,1986:89-94) 2. Nyanyian Jemaat/musik Gereja berfungsi untuk media pemberitaan tentang perbuatan-perbuatan TUHAN dalam Yesus Kristus Jadi Nyanyian Gerejawi atau musik Gerejawi mempunyai aspek kembar. Pada satu sisi nyanyian Gereja atau musik Gereja adalah wahana pemberitaan Firman Tuhan, pada sisi lain Nyanyian Gereja atau musik Gereja adalah alat yang diberikan kepada jemaat untuk mengaminkan pemberitaan itu. Aspek kembar inilah yang membedakan nyanyian atau musik Gerejawi berbeda dengan nyanyian-nyanyian lain atau musik-musik lain. 3. Nyanyian Gereja/musik Gereja berfungsi untuk memanggil atau menantang anggota-anggota jemaat itu sendiri. Perbuatan-perbuatan Allah yang besar itu tidak hanya disyukuri dan diberitkan tetapi perbuatan-perbuatan Allah yang besar itu mesti didemonstrasikan secara nyata oleh warga Gereja.(Damamain, 1993:144-146)  Fungsi Paduan Suara Paduan suara perlu dibedakan dengan nyanyian Jemaat, sebab paduan suara hanya terdiri dari beberapa orang dalam persekutuan ibadah jemaat. Anggota Paduan Suara tergolong anggota jemaat tetapi tidak menampakkan citra diri jemaat secara utuh dan juga mereka tidak mewakili jemaat. Ibadah yang diadakan adalah ibadah jemaat, dan dalam ibadah jemaat Paduan Suara diberi tempat, karena ia mempunyai fungsi dan peran tertentu. Tetapi hendaknya diingat bahwa Paduan Suara tidak boleh mengambil alih kedudukan dan peranan jemaat secara menyeluruh dalam ibadah. Artinya jangan sampai dalam ibadah tertentu dimonopoli oleh Paduan suara atau vokal group karena terlalu banyak padauan suara yang mengisi di acara kebaktian. Jadi fungsi paduan suara dalam ibadah jemaat adalah: 1. Paduan Suara berfungsi sebagai pendukung nyanyian jemaat/musik jemaat 2. Paduan suara berfungsi sebagai wahana pemberitaan firman Tuhan 3. Paduan Suara berfungsi utuh sebagai bagian utuh dari jemaat (bukan mewakili jemaat untuk mempersembahkan puji-pujian, doa, pengakuan iman dan lain-lain kepada Tuhan dlam suara/musik yang merdu.(Damamain, 1993:146-147)  Vokal Group, Solo, Duet, Trio, Kuartet Citra dan fungsi vokal group juga sama dengan citra dan fungsi paduan suara dalam ibadah jemaat. Tetapi perlu diingat bahwa ibadah jemaat jangan diambil alih oleh vokal group. Maksudnya jika banyaknya vokal Group yang mengisi pujian dalam ibadah jemaat maka perlu diatur sehingga jangan sampai memonopoli pujian jemaat dalam ibadah, artinya jemaat tidak mempunyai cukup waktu untuk meresponi pertemuan dengan Tuhan dalam ibadah yang berlangsung (Damamain, 1993:147) Dengan kata lain penggunaan musik dalam Gereja harus mempunyai nilai bagi anggota jemaat maupun sesama yang belum percaya kepada Yesus Kristus.Nilai musik Gereja yang dimaksudkan disini bukan pada harga musik tetapi lebih kepada fungsi atau kegunaan musik Gereja. Nilai musik Gereja ditentukan oleh esensinya pada relasi yang harmonis dengan TUHAN. Maka dalam kaitan itu kita segera merumuskan beberapa nilai Musik Gereja. 1. Musik Gereja harus bernilai estetika –teologis, yaitu mempengaruhi aspek estetika manusia dalam hubungan dengan Tuhan dan sesamanya. 2. Musik Gereja harus memiliki nilai paedagogis-teologis yang bertahan zaman, kontekstual/fungsional 3. Musik Gereja harus memiliki nilai misiologis-teologis, yaitu membawa pesan kepada pendengar sehingga pendengar menyadari kebutuhan esensialnya (seperti kebutuhan pertobatan, kebutuhan pelaksanaan misi Kristus, lebutuhan memuji Tuhan dst.) 4. Musik Gereja harus memiliki nilai dinamika pengusiran kuasa setan yang membelenggu manusia 5. Musik Gereja harus memiliki nilai penghiburan zion (penghiburan ilahi) di hati manusia (Muanley, 2004:3) 4. Cara bernyanyi dalam Gereja Cara bernyanyi yang dikenal di Gereja sepanjang masa, ada 4 macam, yaitu: 1. Cara bernyanyi Unisono (cara unisono), yaitu jemaat menyanyi dengan satu suara atau semua peserta ibadah menyanyi serentak dalam satu suara. 2. Cara Responsoris, yaitu cara bernyanyi berbalas-balasan antara seseorang (bias pemimpin ibadah, bias solois) dengan anggota-anggota jemaat. Bernyanyi secara responsoris dilakukan antar baris dalam setiap ayat. 3. Cara Bernyanyi Antifonis, yaitu cara bernyanyi berbalas-balasan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dalam suatu ibadah Gereja. Caranya satu kelompok menyanyikan baris satu, kelompok yang lain menyanyi baris kedua dan baris-baris berikutnya dinyanyikan secara bergantian menurut pola sebelumnya. Atau kelompok yang satu menyanyikan bait atau ayat 1, kelompok yang lain menyanyikan bait atau ayat 2 dan bait-bait berikutnya dinyanyikan menurut pola sebelumnya. 4. Cara Bernyanyi Kanon, yaitu cara bernyanyi secara beruntun. Setiap kelompok dalam ibadah jemaat menyanyikan nyanyian yang sama secara beruntun atau dalam waktu yang tidak bersamaan. Misalnya dibagi kelompok Wanita dan Pria yang bernanyi secara beruntun. Wanita menyanyi baris pertam, selanjutnya Pria baris pertama tetapi dalam waktu yang tidak bersamaan (Damamain, 1993:151-152)
Previous Post
Next Post

About Author

0 comments: