Bila kita merayakan Perjamuan Kudus, roti dan anggur selalu dimaknai dalam pandangan teologi yang dianut. Ada teologi seperti Teologi John Calvin, roti dan anggur hanya "lambang" dan bukan tubuh dan darah sesungguhnya. Jadi menurut teologi ini, roti dan anggur hanyalah lambang bagi kita untuk ingat Yesus yang telah mengorbankan tubuh dan menumpahkan darah-Nya untuk keselamatan umat-Nya. Dalam paham teologi Calvinisme, jemaat yang mengambil roti dan anggur pada saat perjamuan kudus, selalu diingatkan oleh pendeta bahwa roti dan anggur adalah lambang tubuh dan darah Yesus Kristus. Kristus hadir dalam Roh menyertainya umat-Nya yang sedang beribadah.
Ada pula yang menyatakan bahwa roti dan aanggur berubah menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus. Pandangan teologi ini didasarkan pada keyakinan bahwa TUHAN berkuasa mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah-Nya. Mereka yang menganut corak pemahaman teologi ini yaitu beberapa gereja arus utama dan beberapa gereja kharismatik.
Apapun pandangan teollogi, masing-masing tentu memiliki alasan teologis yang patut dihargai.
Salam
0 comments: