Pengertian ibadah yang
dimaksud disni akan kita perhatikan dalam beberapa definisi yang dibuat oleh
para ahli teologi. Selanjutnya usaha memahami ibadah dimaksudkan untuk menolong
kita dalam menyusun liturgy (tata ibadah) yang mencerminkan isi definisi kita
tentang ibadah. Namun ini tidak bermaksud mengikat kehadiran Tuhan dalam tata
ibadah. Tetapi paling tidak ada pemahaman yang menolong kita dalam menyusun
tata ibadah kontemporer yang cocok dengan konteks setempat.
Pemahaman kita tentang ibadah
juga akan menolong kita memahami betapa tinggi nilai teologis dari tata ibadah
gereja masa lampau yang diwariskan kepada kita. Sebaliknya pengertian tentang
ibadah juga menolong kita untuk memahami lemahnya teologi dalam suatu tata
ibadah yang kita miliki maupun yang akan kita buat.
Berikut ini beberapa definisi tentang ibadah Kristen.
Pengertian Ibadah berdasarkan pendekatan etimologi kata:
Berikut ini beberapa definisi tentang ibadah Kristen.
Pengertian Ibadah berdasarkan pendekatan etimologi kata:
“Ibadah berasal dari bahasa
Arab, sedangkan kata Ibrani untuk Ibadah adalah “Abodah” (Ibrani), Arti
harafiahnya adalah bakti, hormat, penghormatan, suatu sikap dan aktivitas yang
mengakui dan menghargai seseorang/yang ilahi” atau “Suatu penghormatan hidup
yang mencakup lesalehan (yang diatur dalam suatu tata cara), yang implikasinya
nampak dalam tingkah laku dan aktivitas kehidupan sehari-hari”.
Jadi, dapat diartikan bahwa
“Ibadah adalah ekspresi dan sikap hidup yang penuh bhakti (penyerahan diri) kepada
yang ilahi, yang pengaruhnya nampak dalam tingkah laku yang benar”.
Selain Ibadah/Abodah, Alkitab
juga memakai beberapa kata untuk Ibadah. Kata kerja Abad (Ibrani) berarti
melayani atau mengabdi. Sedangkan kata Abodah (Ibrani), Latria (Yunani) berarti
pelayanan atau bisa juga berarti pemujaan dan pemuliaan. Kata kunci dalam
pengertian ibadah yaitu sikap hormat (pemuliaan) dan pelayanan (sikap hidup)” .
Berdasarkan studi ini, maka yang dimaksud dengan Ibadah adalah pertemuan dengan
Allah dan respon jemaat terhadap kehadiran TUHAN dengan tindakan-tindakan yang
ajaib dan menyelamatkan.(Jurnal STT INTIM,2004:52-54)
Apapun pandangan teollogi, masing-masing tentu memiliki alasan teologis yang patut dihargai.
Salam
0 comments: